Jayapura, Papua Terbit,- Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Papua (PK IMM UM Papua) sukses menyelenggarakan kegiatan Darul Arqam Dasar (DAD) 2025 pada tanggal 5–8 September 2025. Kegiatan Opening Ceremony berlangsung di ruang A UM Papua dan untuk kegiatan lanjutan berlangsung di Rusunawa UM Papua, dengan mengusung tema “Internalisasi Nilai Ideologi untuk Membangun Kader IMM yang Autentik dan Berintegritas”.
Ketua panitia, IMMawan Arya dalam laporannya menegaskan bahwa tema DAD tahun ini memiliki makna yang strategis.
“Internalisasi nilai ideologi berarti proses penanaman nilai-nilai ideologi dalam diri kader hingga menjadi bagian dari pola pikir, sikap, dan perilaku mereka sehari-hari. Membangun kader autentik adalah mencetak kader yang asli, jujur, tidak berpura-pura, sedangkan berintegritas berarti kader yang memegang teguh kejujuran, tanggung jawab, serta konsistensi antara ucapan dan perbuatan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal yang penting bagi IMM di tingkat komisariat.
“Darul Arqam Dasar menjadi gerbang awal untuk menanamkan pemahaman ideologi IMM sekaligus membangun karakter kader yang memiliki jati diri kuat, etika terjaga, dan tanggung jawab sosial tinggi,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa tujuan utama dari DAD adalah menciptakan kader IMM yang siap menjadi agen perubahan, berkarakter kuat, dan konsisten dengan prinsip keislaman, kemahasiswaan, serta keilmuan. Ketua panitia pun menutup laporannya dengan menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini.
Bidang AIK UM Papua, Udin Ramazakir, S.Pd., M.Si., dalam kesempatan wawancara menegaskan bahwa tujuan DAD ini tidak hanya sekadar program formal, melainkan juga bagian dari penguatan ideologi dan pemahaman keislaman bagi mahasiswa.
“Yang pertama, DAD ini adalah pelaksanaan dari program IMM Komisariat sekaligus program dari bidang AIK. Tujuannya untuk memperkenalkan mahasiswa baru UM Papua dengan Muhammadiyah, seluruh ortomnya, serta organisasi intra kampus, yaitu IMM. Harapannya, pergerakan mahasiswa bisa tertata dengan baik, teratur, dan terprogram dalam bingkai IMM,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebagai Bidang AIK perannya adalah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder untuk memastikan kegiatan berjalan lancar dan sesuai silabus perkaderan. Udin juga menekankan bahwa DAD tahun ini berbeda dari sebelumnya.
“Tahun ini lebih terbuka, lebih terorganisir, lebih terencana baik dari segi materi maupun non-materi. Bahkan, ada peserta non-Muslim yang ikut bergabung. Ini menunjukkan DAD semakin inklusif dan terukur,” jelasnya.
Selain itu, Udin menegaskan pentingnya penguatan ideologi dan keislaman sebagai dasar pembentukan kader IMM. Ia menyampaikan bahwa penguatan ideologi dan pemahaman agama yang benar menjadi fondasi utama dalam perilaku mahasiswa.
“Dengan ideologi dan pemahaman agama yang kuat, kader IMM akan mampu berkiprah sesuai kaidah agama dan ideologi Muhammadiyah,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bagaimana memastikan nilai-nilai IMM dan Muhammadiyah tertanam dalam diri peserta. Menurutnya, distribusi materi selama DAD sudah dirancang untuk memahamkan mahasiswa baru terkait dengan agama, ideologi IMM, serta nilai Muhammadiyah.
“DAD ini menjadi pintu pembuka. Setelah itu, akan ada kajian dan pertemuan rutin untuk memperdalam keagamaan, kemuhammadiyahan, dan penguatan ideologi IMM. Dengan begitu, pergerakan mahasiswa tetap berjalan baik dan berkesinambungan,” terangnya.
Di akhir penyampaiannya, Udin menyampaikan harapan agar seluruh peserta mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama DAD dalam kehidupan sehari-hari. Ia berkata,
“Saya berharap mahasiswa tidak hanya paham secara teori, tetapi juga bisa mengamalkan dalam tindakan nyata. Sampaikan kegembiraan DAD kepada orang lain, dan sungguh-sungguhlah masuk IMM dengan tujuan memperbaiki mindset dalam berorganisasi. Dengan begitu, gerakan IMM akan terarah sesuai kaidah yang benar.”
Ketua Umum PC IMM Kota Jayapura, IMMawati Sariffah Pattah, menyampaikan bahwa pelaksanaan DAD merupakan fondasi penting dalam perkaderan IMM. Ia menekankan bahwa kegiatan ini mencerminkan harapan besar untuk lahirnya kader yang tidak hanya cerdas secara teori, tetapi juga mampu mengimplementasikan nilai-nilai IMM dalam kehidupan nyata.
“Pandangan saya terhadap pelaksanaan DAD mencerminkan harapan untuk mencetak kader yang tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai IMM dalam keseharian. Melalui DAD, kita berharap lahir generasi muda yang berintegritas, memiliki loyalitas, dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman,” ujar Sariffah.
Ia juga menambahkan bahwa keberhasilan DAD tidak hanya diukur dari aspek pemahaman ideologi, tetapi juga pada perubahan karakter peserta. Menurutnya, DAD dianggap berhasil jika kader menunjukkan kesiapan untuk berkembang, baik di ranah organisasi maupun masyarakat.
“Evaluasi DAD itu holistik, mencakup aspek spiritual, intelektual, sosial, dan kepemimpinan. Jadi bukan hanya soal teori, tetapi bagaimana sikap mereka setelah selesai mengikuti DAD,” jelasnya.
Sariffah juga menegaskan bahwa IMM Kota Jayapura memegang peran strategis dalam mengawal jalannya perkaderan di Papua. Mereka tidak hanya fokus pada internal organisasi, tetapi juga turut serta dalam pengabdian masyarakat.
“PC IMM Kota Jayapura bertugas membentuk generasi muda yang bukan hanya unggul akademik, tetapi juga berkarakter kuat dan siap berkontribusi bagi pembangunan daerah dan bangsa,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa DAD adalah pintu awal dalam proses perkaderan IMM
“DAD ini merupakan syarat penting karena tidak hanya berfungsi memberi pemahaman ideologi, tetapi juga membentuk karakter, meningkatkan kualitas intelektual, dan menyiapkan kader sebagai pemimpin. Tanpa DAD, seorang kader tidak akan memiliki fondasi kokoh untuk menghadapi tantangan organisasi dan masyarakat,” tutur Sariffah.
Dalam memastikan keberlanjutan perkaderan, PC IMM Kota Jayapura menerapkan strategi yang terstruktur. Ia menjelaskan bahwa PC IMM menggunakan pendekatan holistik melalui sistem kaderisasi yang jelas, pemanfaatan teknologi, pendampingan, serta evaluasi berkelanjutan. Dengan strategi tersebut, PC IMM berkomitmen mencetak kader yang mampu menghadapi tantangan internal sekaligus memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.
Sebagai penutup, Sariffah juga menyampaikan harapannya agar seluruh kader tetap merasakan kenyamanan dalam berorganisasi dan terus menjaga semangat ber-IMM. Ia menekankan,
“Dari semua penjelasan itu, yang paling penting menurut saya adalah kenyamanan bagi semua kader IMM dan semangat ber-IMM untuk selalu melanjutkan kepemimpinan.”
Sementara itu, Ketua Umum PK IMM UM Papua, IMMawati Nurul Husnul, turut memberikan pesan penting kepada seluruh peserta. Ia menyampaikan bahwa DAD adalah ruang pembelajaran sekaligus penggemblengan diri yang penuh makna.
“Saya yakin, banyak hal yang kalian dapatkan selama DAD ini. Mungkin ada rasa lelah, ada rasa ngantuk, bahkan mungkin ada yang sempat ingin menyerah. Tapi justru di situlah nilai dari perkaderan melatih kita untuk sabar, kuat, dan tetap konsisten,” ujarnya.
Nurul menegaskan bahwa hasil dari perkaderan tidak boleh berhenti sebatas forum, melainkan harus diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Ia berharap seluruh peserta mampu mengamalkan ilmu dan pengalaman yang didapat selama tiga hari DAD, baik di kampus, masyarakat, maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah.
“Jadikanlah ilmu dan pengalaman dalam DAD ini sebagai bekal untuk melanjutkan estafet perjuangan Ikatan dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab,” tambahnya.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa DAD bukanlah akhir, melainkan awal perjalanan panjang di IMM.
“Kegiatan ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang kita di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Apa yang telah dipelajari baik tentang ideologi IMM, trilogi IMM, maupun nilai-nilai keislaman dan keorganisasian harus benar-benar kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan hanya berhenti di forum, tapi harus menjadi karakter diri kita,” ucap Nurul.
Ia juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia yang telah mempersiapkan kegiatan selama kurang lebih satu bulan.
“Saya sangat berterima kasih atas kerja keras panitia. Semoga segala jerih payah menjadi amal ibadah dan diberi balasan terbaik oleh Allah SWT,” katanya.
Nurul menegaskan bahwa DAD bukanlah akhir, melainkan awal perjalanan seorang kader IMM.
“Saya berharap setelah ini teman-teman terus aktif mengikuti kajian, diskusi, dan kegiatan IMM lainnya, agar nilai-nilai ideologi Muhammadiyah benar-benar membentuk pribadi kita,” tambahnya.
0 Komentar