PT.Air Minum Jayapura Evaluasi Capaian Kerja Tahun 2025: Tercatat 46 Persen Pelanggan Tertib Bayar Air

 


Jayapura, Papua Terbit,- PT. Air Minum Jayapura Robongholo Nanwani mengevaluasi pencapaian kerja selama tahun 2025 dalam pembayaran rekening air pelanggan maupun tunggakan rekening air di kabupaten Jayapura maupun kota Jayapura.

Direktur Utama PT. Air Minum Jayapura Robongholo Nanwani, DR.Entis Sutisna, SE, MAk, MM, Ak, CA menjelaskan bahwa berdasarkan hasil evaluasi internal perusahaan pada Sabtu (13/12/25)  jumlah pelanggan PT. Air Minum Jayapura tercatat sebanyak 40.534 pelanggan di kabupaten dan kota jayapura.

 "Ya jumlah pelanggan PT. AMJRN sekarang ini mencapai 40.534, yang membayar setiap bulan itu hanya 46 persen pelanggan,  jadi masih banyak pelanggan sekitar 54 persen itu tidak membayar rekening air atau pun tidak datang membayar ke loket-loket kantor cabang,"ungkapnya

Di katakan Entis, sedangkan kalau diliat dari nilai tagihan rekening air   tercatat  64  persen yang terbayar,sehingga masih tersisa sekitar 36 persen pelanggan yang menunggak, dan ini tentu menjadi PR besar bagi kami,” ujar Sutisna,saat di wawancarai media Papua terbit.id di kantor PT.AMJRN(15/12/25)

Ia menjelaskan untuk mengatasi tingginya tunggakan, pada semester kedua 2025 memperkuat penertiban dengan menurunkan enam tim penertiban, yang diperkuat oleh satu regu operasi penertiban sambungan liar (illegal) yang dibackup oleh  personel dari Polresta Jayapura Kota

" Dalam periode 19 Agustus–19 September 2025, PT. Air Minum Jayapura menemukan 89 sambungan ilegal yang tersebar di Jayapura Utara, Abepura, Waena, dan Sentani. Temuan terbanyak berada di Jayapura Utara dengan hampir 40 sambungan ilegal,"terangnya

Lanjut Entis, penertiban sambungan ilegal berlanjut pada Oktober hingga November 2025 dengan temuan tambahan sekitar 70 sambungan ilegal, sehingga totalnya mencapai ratusan sambungan dalam waktu singkat.

“Ini menunjukkan masih banyak masyarakat yang sudah menggunakan air bersih, tetapi belum terdaftar sebagai pelanggan resmi. Selain merugikan perusahaan, ini juga menambah tingkat kebocoran air,” ucapnya

Ia mengungkapkan bahwa secara historis tingkat penagihan perusahaan tersebut memang berkisar di angka 60–65 persen. Untuk itu, pihaknya menargetkan peningkatan efektivitas penagihan bulanan menjadi 70 persen pada tahun 2026, sementara secara tahunan diharapkan bisa mencapai 80 persen.

Ia menambahkan, salah satu kendala utama adalah kebiasaan sebagian pelanggan yang baru membayar rekening setelah menunggak dua hingga tiga bulan, sehingga mengganggu arus kas perusahaan.(Epen )

Posting Komentar

0 Komentar