Jayapura, Papua Terbit,- Pemerintah Kota Jayapura melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) mendorong toleransi lintas agama di lingkungan pendidikan SMP se-kota Jayapura.
Diskusi penguatan moderasi beragama menghadirkan narasumber:
Wayan Wira Adnyana (FKUB) Sandra H Mandey (Kemenag kota Jayapura .Serius Mebri (Dinas P dan K kota Jayapura) yang diikuti oleh para guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kota Jayapura berlangsung di salah satu hotel kota Jayapura,Senin(30/6/25)
Kegiatan yang dilaksanakan di Jayapura ini diikuti oleh sekitar 75 peserta
Plt. Asisten I Sekda Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari, secara resmi membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa Indonesia adalah bangsa yang plural dan majemuk, sehingga penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga kerukunan antarumat beragama.
“Kita sebagai masyarakat Indonesia hidup dalam keberagaman, baik agama, budaya, maupun suku. Karena itu, kegiatan ini sangat penting agar di tengah perbedaan tidak terjadi konflik atau perpecahan. Semakin dini kita mengenalkan nilai-nilai toleransi kepada anak-anak, maka semakin baik masa depan mereka,” ujar Ni Nyoman Sri Antari.
Ia juga menambahkan, Pemerintah Kota Jayapura terus berkomitmen menjaga stabilitas sosial dan keharmonisan lintas agama. "Jika kita semua melakukan hal seperti ini, maka Kota Jayapura akan selalu hidup dalam kedamaian dan saling menghargai satu sama lain," tambahnya.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Jayapura, I Wayan Wira Adnyana, mengatakan menjaga kerukunan antarumat beragama merupakan tugas bersama. Menurutnya, masih terdapat tantangan di lingkungan sekolah, seperti perundungan (bullying) yang berkaitan dengan latar belakang agama atau sosial.
“Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membentuk karakter peserta didik melalui penguatan nilai-nilai moderasi beragama. Moderasi adalah langkah iman dalam membangun generasi yang toleran, dan itu dimulai dari rumah dan sekolah. Maka guru dan orang tua perlu berjalan seirama,” ungkap Wira.
Sementara itu, Sekretaris FKUB Kota Jayapura yang juga merupakan pembimbing rohani umat Hindu di Kantor Kementerian Agama Kota Jayapura menegaskan bahwa moderasi beragama bukanlah upaya melemahkan keyakinan seseorang, melainkan menjauhi sikap ekstrem dalam beragama.
“Moderasi bukan ekstremisme, tapi jalan tengah untuk saling menghargai dan hidup damai. FKUB hadir mendukung upaya pemerintah dalam menjaga kerukunan di tengah keberagaman Kota Jayapura,” tegasnya.
di tempat yang sama, Narasumber Sandra H. Mandey dari kementerian agama kota Jayapura menambahkan moderasi di katakan tidak ekstrim,menjadi umat beragama yang moderat, sesuai pemaparan materinya
"Moderat dalam arti di lihat dari cara beragamanya, cara berpikir,bukan moderat dari pengajarannya.Tadi diskusi ada yang berkembang hal hal yang perlu di perhatikan lagi masalah kehidupan yang harmoni di kota Jayapura,Kementerian agama mempunyai tanggung jawab yang besar dan sebagai pelopor dan penggerak bagi siswa dan guru.
Kegiatan ini diharapkan menjadi ruang strategis untuk memperkuat peran guru dalam menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi kepada peserta didik di lingkungan sekolahnya(Epen Ketaren)
0 Komentar