Jayapura, Papua Terbit,- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Papua lolos Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), pada Rabu (25/6/2025), dengan mengembangkan produk gelato berbasis bahan lokal dan pemanis alami stevia.
Produk ini dikembangkan oleh tim mahasiswa yang beranggotakan lima orang, yaitu Aliffia Destiana (Ilmu Komunikasi), Wahyu Ramadhana (Ilmu Komunikasi), Siti Aisha Irman (Ilmu Komputer), Nur Ramdhania (Ilmu Komunikasi), dan diketuai oleh Ade Jaenudin (Ilmu Komunikasi), dengan dosen pendamping Musfiroh, M.Si (Dosen Ilmu Komputer).
Program P2MW ini menjadi wadah nyata bagi mahasiswa untuk belajar berwirausaha secara langsung.
Musfiroh, selaku dosen pendamping, menjelaskan bahwa perannya tidak hanya sebagai pembimbing, tetapi juga sebagai fasilitator dan motivator bagi mahasiswa
"Peran saya dalam program ini sebagai pendamping, fasilitator, sekaligus motivator. Saya berupaya mendampingi mahasiswa agar kegiatan mereka sesuai dengan aturan dan output yang ditetapkan Belmawa,” ujar Musfiroh.
Sementara itu, Ade, selaku ketua tim, dalam wawancara ia mengungkapkan bahwa ide utama dari produk gelato ini berangkat dari keinginan untuk menghadirkan alternatif camilan manis yang lebih sehat.
“Keunikan produk kami adalah menggunakan gula stevia dan bahan-bahan lokal di sekitar Jayapura. Jadi rasanya tetap manis dan segar, tapi lebih sehat,” ungkap Ade.
Ade juga menyampaikan bahwa usaha gelato ini mulai berproduksi secara aktif pada 1 Juli 2025. Untuk tahap awal, distribusi masih dilakukan di lingkungan kampus, namun ke depan mereka berencana memperluas pasar.
“Sekarang kami masih jual di sekitar kampus. Tapi nanti kami ingin coba ikut di event-event lokal seperti CFD atau bazar, bahkan mungkin titip produk di minimarket,” ujarnya.
Produk gelato ini menyasar kalangan muda, khususnya mahasiswa dan masyarakat yang peduli kesehatan. Dengan penggunaan pemanis alami stevia, produk ini diharapkan bisa menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menikmati manis tanpa khawatir dengan kadar gula tinggi.
“Kalau sasaran utama dari produk gelato ini bisa di konsumsi oleh anak-anak, karena kami menggunakan gula stevia sebagai pemanis alami, Namanya juga es krim, tentu bisa dinikmati oleh semua kalangan. Tapi target utama kami adalah anak-anak, remaja maupun mereka yang concern terhadap kesehatan, yang tetap ingin menikmati makanan manis dan segar tanpa khawatir dengan gula berlebih,” ujar Musfiroh.
Dalam proses produksi, tim mahasiswa menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal manajemen waktu dan konsistensi produksi.
“Dalam satu tim ada lima orang, tiga di antaranya sedang magang dan dua lainnya kuliah di semester yang padat tugas, jadi memang sulit menyamakan jadwal. Kadang saat waktunya distribusi, mereka belum bisa karena tidak semua bisa berkumpul. Makanya saya sarankan, untuk distribusi cukup dilakukan oleh yang aktif di kampus, tapi untuk produksi semua harus terlibat karena ini kegiatan bersama. Biasanya mereka produksi di waktu libur, sedangkan untuk penjualan dilakukan saat kuliah. Yang sering aktif di kampus, ”ujarnnya.
Pendampingan dilakukan secara rutin setiap bulan melalui diskusi langsung di kampus maupun secara daring. Namun, di luar jadwal resmi, komunikasi dilakukan secara intensif agar progres usaha tetap terpantau.
Menurut Musfiroh, evaluasi dilakukan di awal bulan untuk melihat progres produksi, pemasaran, hingga keuangan tim.
“Selain evaluasi rutin, hampir setiap minggu saya menanyakan perkembangan mereka. Misalnya bagaimana penjualan, bagaimana keuangannya, apakah sudah sesuai aturan Belmawa atau belum,” tuturnya.
Selain itu, Musfiroh juga menekankan pentingnya program P2MW dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa.
“Program ini penting banget untuk memberikan wadah nyata bagi mahasiswa untuk belajar kewirausahaan secara langsung. Dengan program ini mereka belajar mengelola usaha dari nol, memahami proses pasar seperti apa, berlatih mengambil keputusan, dan juga riset produk. Program Ini sebagai bekal berharga ketika mereka lulus nanti,” ungkapnya.
Pendampingan yang dilakukan Musfiroh tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada manajemen usaha. Setiap minggu mahasiswa diminta membuat rencana kerja, mencakup target produksi, pemasaran, dan keuangan. Selain itu, Musfiroh juga mendorong mahasiswa untuk mendengarkan masukan dari pelanggan.
“Saya selalu menyarankan mereka untuk melihat kritik dan saran dari customer, karena dari situlah mereka bisa belajar dan memperbaiki produk,” tuturnya.
Mengenai harapan ke depan, Musfiroh berharap agar usaha gelato ini dapat terus berlanjut meskipun program P2MW selesai.
Ia menuturkan secara tidak langsung bahwa semangat berwirausaha adalah hal terpenting yang ingin ditanamkan kepada mahasiswa.
“Harapan saya tentu saja usaha ini bisa berlanjut. Kalau tidak salah, program P2MW ini memang ada tahap berkelanjutan, dan sekarang mereka sedang di tahap pertama. Kalau tahap pertama ini bisa dijalankan dengan baik, saya yakin mereka bisa lanjut ke tahap berikutnya. Tapi kalau pun tidak berlanjut, saya tidak ingin memaksakan. Yang penting ada hal-hal yang bisa mereka teruskan, terutama semangat berwirausaha. Saya ingin semangat itu tetap ada dalam diri mereka, supaya ketika lulus nanti, mereka punya dorongan untuk terus berwirausaha,”tutup Musfiroh. (Redaksi)
0 Komentar