Perjalanan Bank indonesia Berkontribusi Untuk Indonesia

 


Perjalanan Bank indonesia Berkontribusi Untuk Indonesia


Penulis Epaenetus Ketaren

Sejak berdiri pada 1828, perjalanan Bank Indonesia (BI) tak sekadar menjaga stabilitas moneter, tetapi juga menenun kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi nasional. Melalui sinergi dengan lembaga strategis seperti Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), BI memastikan kedaulatan Rupiah tetap terjaga di tengah dinamika ekonomi global.

Peruri, yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat, berdiri di atas lahan seluas 135 hektare dan menjadi benteng produksi uang nasional dengan kapasitas 12 miliar bilyet per tahun. Dari tempat inilah, uang Rupiah lahir, beredar, dan menjadi simbol kepercayaan serta kekuatan ekonomi Indonesia.

Namun, kiprah BI tak berhenti di ranah moneter. Di berbagai daerah, termasuk Papua, BI memainkan peran aktif membangun fondasi ekonomi kerakyatan melalui inovasi dan kolaborasi lintas sektor.

Salah satu wujud nyatanya adalah Festival Kopi Papua (Feskop) ke-8 Tahun 2025, yang diinisiasi oleh Kantor Perwakilan BI Provinsi Papua (KPw BI Papua). Festival ini bukan sekadar ajang promosi komoditas, melainkan simbol kebangkitan ekonomi lokal dari pegunungan hingga pesisir.

“Tema ‘Dari Gunung, Lembah, Pantai, hingga Pasar Global’ mencerminkan semangat kami untuk membawa kopi Papua ke panggung dunia. Kopi bukan sekadar produk, tapi identitas dan kebanggaan masyarakat Papua,” tegas Faturachman, Kepala Perwakilan BI Provinsi Papua.

Selama tiga hari penyelenggaraan, Feskop mencatat 38 ribu pengunjung, menampilkan 62 tenant UMKM dan 7 kelompok petani kopi, dengan omzet transaksi mencapai Rp1,14 miliar serta business matching senilai Rp11,85 miliar.

Transformasi digital juga menjadi sorotan: 12.998 transaksi QRIS tercatat dengan nominal Rp726,25 juta, menandai akselerasi ekonomi digital di wilayah timur Indonesia.

Tak hanya memperkuat sektor riil, BI juga menyiapkan ekosistem informasi yang kredibel. Sebanyak 33 jurnalis ekonomi dari Tanah Papua mendapat pembekalan langsung melalui program Capacity Building BI 2025.

Selain itu,kegiatan ini diawali dengan kunjungan ke Museum Bank Indonesia di Jakarta Barat, tempat para jurnalis menelusuri jejak panjang kebijakan moneter nasional sejak 1828. Perjalanan kemudian berlanjut ke Perum Peruri di Karawang, di mana mereka menyaksikan langsung proses pencetakan uang Rupiah—proses yang selama ini menjadi jantung dari kepercayaan publik terhadap BI sebagai bank sentral.

Faturachman menegaskan, jurnalis adalah mitra strategis BI dalam membangun pemahaman publik.

Ia menginginkan media di Papua tidak hanya melaporkan angka, tapi memahami konteks ekonomi nasional mulai dari kebijakan moneter, distribusi Rupiah, hingga sistem pembayaran digital

literasi ekonomi yang baik akan mendorong pemberitaan yang kredibel, edukatif, dan berpihak pada kepentingan publik. Karena itu, sinergi antara BI dan media harus terus diperkuat sebagai bagian dari ekosistem komunikasi ekonomi nasional.

Dari Karawang hingga Jayapura, perjalanan Bank Indonesia menunjukkan konsistensi menjaga kepercayaan dan menyalakan semangat ekonomi bangsa. Dari percetakan uang di Peruri hingga festival kopi di Papua, BI membuktikan bahwa kontribusi terhadap negeri tak hanya diukur dari kebijakan moneter, tetapi dari dampak nyata di lapangan dapat menumbuhkan ekonomi rakyat, menjaga stabilitas harga, dan memperkuat kedaulatan Rupiah.

Selain itu bank Indonesia perwakilan Papua meningkatkan perekonomian Lewat UMKM yang mendapat juara pada ajang isef


Posting Komentar

0 Komentar