Universitas Muhammadiyah Papua Gelar Silaturahmi Bersama Rektor Baru dan Majelis Diktlitbang PP Muhammadiyah

 

Jayapura, Papua Terbit,–Universitas Muhammadiyah Papua menggelar silaturahmi bersama rektor baru Dr. Rustamadji, M.Si., dan Perwakilan Majelis Diktlitbang PP Muhammadiyah Dr. Muhammad Samsudin, S.Ag., M.Pd. dan Prof. Dr. Harun Joko Prayitno. M.Hum., Sabtu (11/10/2025) di ruang A UM Papua. Kegiatan Silaturahmi ini dihadiri oleh Wakil Rektor I, II dan III, kepala prodi, dosen dan juga staf tenaga kependidikan UM Papua.

Kegiatan silaturahmi ini menjadi wadan untuk memperkuat komitmen bersama dalam memajukan Universitas Muhammadiyah Papua menuju perguruan tinggi unggul dan berdaya saing, terutama dalam menghadapi tantangan era digital.

Dalam penyampaiannya, Rektor baru UM Papua, Rustamadji, menyampaikan pandangannya tentang pentingnya memahami karakter dan kebutuhan generasi muda dalam pengembangan program studi dan layanan pendidikan.

“Ternyata anak milenial ini melihat dan mengikuti yang viral, dan saya yakin semua program studi bisa melakukan itu. Jadi kita harus menampilkan yang menarik dan memahami keinginan generasi milenial. Anak manajemen, farmasi, psikologi lebih memilih tempat yang estetik, seperti kafe, karena mereka menghargai keindahan. Kita bisa hebat walaupun di tanah Papua, tergantung bagaimana kita punya niat,” ujar Rustamadji.

Ia juga menekankan pentingnya inovasi dan keberanian dalam membuka program studi baru yang relevan dengan kebutuhan di Papua.

“Saya harap Bapak-Ibu melakukan survei untuk mengetahui program studi apa yang dibutuhkan di sini. Hanya di Papua kita bisa menambah prodi ilmu sosial, sementara di Jawa, Sumatera, dan Makassar tidak bisa. Jadi di sini harus ada program seperti teknik sipil atau arsitektur. Kita munculkan potensi hebat ini,” tambahnya.

Lebih lanjut, Rustamadji menegaskan pentingnya kolaborasi antarsesama perguruan tinggi Muhammadiyah dalam memperkuat persyarikatan dan pengembangan mutu pendidikan.

“Kita harus saling membesarkan persyarikatan melalui UM Papua. Universitas Muhammadiyah Surakarta akan ikut membangun UM Papua. Tidak ada perguruan tinggi yang rugi karena memberikan layanan terbaik kepada mahasiswa. Mahasiswa itu saya anggap sebagai yang terbaik yang dikirim untuk kita didik,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya sikap introspektif dalam menghadapi tantangan pengembangan kampus.

“Kalau ada kendala, jangan menyalahkan pihak lain. Lakukan introspeksi, lakukan survei, lihat apa yang menarik bagi generasi sekarang. Misalnya bidang AI (Artificial Intelligence) yang sangat cocok bagi generasi milenial,” tutupnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Diktlitbang PP Muhammadiyah, Dr. Muhammad Samsudin, S.Ag., M.Pd., menyampaikan apresiasinya terhadap semangat dan arah baru pengembangan UM Papua. Ia juga menegaskan pentingnya soliditas, jejaring, dan adaptasi dengan perkembangan zaman.

“Saya pernah hadir di UM Papua dan mengatakan bahwa kampus ini akan menjadi tonggak sejarah perkembangan 2020-2030. Untuk menuju ke sana, perlu kerja sama yang kuat dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah daerah. Jaringan lokal dan nasional harus diperkuat agar kampus ini semakin maju,” ujar Samsudin.

Ia menekankan bahwa kunci kemajuan sebuah kampus terletak pada kekompakan dan semangat kolektif seluruh elemen di dalamnya.

 “Yang paling penting, jaga kampus ini tetap kompak. Kalau tidak rukun, tidak akan sampai ke puncak. Orang mau membantu juga akan menilai dari kekompakan kita,” ungkapnya.

Dalam konteks komunikasi dan publikasi, Samsudin juga mendorong sivitas akademika UM Papua untuk aktif di ruang digital.

“Kalau generasi milenial itu hidupnya di TikTok dan Instagram, ya kita harus ikut di sana. Pak Rektor ini walau senior tapi semangatnya milenial. Mari kita manfaatkan media sosial dengan positif untuk membangun citra kampus. Sekarang 60% publik tahu lembaga dari media. Jadi, manfaatkan riset, kembangkan konten, dan jangan takut berinovasi,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya keluar dari zona nyaman dan memaknai pekerjaan di Muhammadiyah sebagai bentuk ibadah.

“Kita bekerja di Muhammadiyah bukan sekadar mengajar, tapi juga beribadah. Semua yang kita lakukan untuk kampus ini adalah bagian dari amal saleh. Maka, mari jaga solidaritas, kekompakan, dan niat tulus membangun Universitas Muhammadiyah Papua,” tutup Samsudin.

Sementara itu, anggota Majelis Diktlitbang PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menyoroti pentingnya perubahan pola pikir dan mentalitas kerja dalam membangun universitas yang unggul.

 “Tema kita hari ini adalah hijrah mental set dan hijrah fisik. Yang pertama harus diubah adalah mental dan daya juang. Kita tidak bisa hanya datang dan pulang bekerja tanpa semangat lebih. Harus ada semangat berjuang siang malam memikirkan kemajuan kampus kita di UM Papua,” ujarnya.

Harun juga mengingatkan bahwa pembangunan universitas tidak dimulai dari fisik, tetapi dari sumber daya manusia dan semangat branding.

“Lebih baik punya murid dulu daripada punya gedung dulu. Branding adalah dasar untuk promosi, promosi menjadi dasar untuk marketing, marketing melahirkan penjualan, dan semua itu akan berdampak pada keberlanjutan universitas. Jadi jangan hanya pikirkan gedungnya, pikirkan dulu spirit dan branding-nya,” jelasnya.

Ia juga memberikan saran strategis terkait arah pengembangan program studi.

“Kalau ingin menambah prodi, mungkin bisa dipertimbangkan prodi-prodi berbasis sains atau kesehatan. Karena saya lihat bidang sosial sudah banyak, sementara sains masih lemah. Prodi yang ringan dan berbasis industri bisa menjadi pilihan,” tambahnya.

Di akhir penyampaiannya, Harun menyoroti pentingnya pengelolaan informasi publik dan pembaruan website kampus.

 “Website kampus harus terus di-update dengan informasi yang relevan, kalau bisa tiap Minggu ada updatean. Buat sistem pembaruan yang terencana agar berita kampus tetap segar, informatif, dan strategis,” pesannya.

Silaturahmi ini di lanjutkan diakhiri dengan sesi diskusi bersama dengan dosen dan tendik UM Papua.

Dalam sesi diskusi, Kepala Program Studi Hukum, Dr. Muhammad Yusuf, S.H., M.H., mengajukan pertanyaan mengenai perluasan akses mahasiswa dari wilayah perbatasan Papua New Guinea (PNG) dan penguatan program studi hukum di UM Papua. 

“Mungkin terlalu jauh kalau dikatakan mimpi, tapi bagaimana caranya agar anak-anak dari PNG bisa masuk ke UM Papua dalam berbagai program studi misalnya seperti hukum, psikologi, komunikasi. sehingga ada nuansa politik yang lebih kuat dalam konteks pendidikan perbatasan. Selain itu, kami di Prodi Hukum sedang berkembang. Saat ini jumlah mahasiswa kami 118 orang, dan alhamdulillah tahun ini 12 mahasiswa sudah di tahap akhir, 5 sudah maju sidang, dan kami menargetkan 100% kelulusan. Mohon arahan, Pak Rektor,” ungkap Yusuf.

Menanggapi hal tersebut, Rektor UM Papua, menyampaikan penjelasan dan saran kedepannya untuk UM Papua.

Ia juga menjelaskan bahwa mahasiswa PNG menjadi bagian penting dari pengembangan jejaring akademik lintas negara.

“Yang menarik, mahasiswa PNG pertama di seluruh Tanah Papua justru ada di UNIMUDA Sorong, bukan di Merauke atau Jayapura. Ini bukti bahwa kita dipercaya. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Konsulat Jenderal untuk memastikan legalitas dokumen mereka, termasuk paspor dan data di PDDikti. Ke depan, kerja sama ini akan terus diperluas,” jelas Rustamadji.

Rektor juga menambahkan bahwa pengembangan program magister masih dalam tahap idealisasi.

"Usulan pembukaan program magister adalah ide yang baik, namun masih perlu survei dan kajian mendalam. Kita ingin semua langkah berbasis data dan kebutuhan nyata,” tutupnya.

Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman Memorandum Of Understanding (MoU) antara Universitas Muhammadiyah Papua dan  Universitas Muhammadiyah Surakarta, Nota kesepahaman ini berisi tentang peningkatan kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. 

Penandatanganan ini sebagai bentuk komitmen kedua universitas untuk saling mendukung dalam pengembangan mutu akademik dan penguatan jaringan antarperguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia.(Redaksi)




Posting Komentar

0 Komentar