Merauke, Papua Terbit,- Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, Klemens Taran, dan Pembimbing Zakat dan Wakaf yang juga menjabat sebagai Sekretaris Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Papua, Rita Wahyuningsih, mengunjungi Kampung Muramsari, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, Sabtu (13/09/2025). Hadir menyertai Kakanwil dan rombongan pada kunjungan ini, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Merauke, Herman Wona, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Minarni. Rombongan diterima Kepala Kampung Muramsari, Waris, beserta jajaran pengurus.
Hadir pula pada pertemuan di aula Kantor Kampung Muramsari, pengurus Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Papua, pimpinan BAZNAS Kabupaten Merauke, perwakilan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Merauke, pengurus Badan Kesejahteraan Masjid (BKM), Tim Pembimbing Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Provinsi Papua, dan perwakilan majelis taklim Kampung Muramsari, Distrik Semangga.
Dalam sambutannya, Kepala Kampung Muramsari, Waris, menyampaikan rasa syukur atas hadirnya rombongan Kementerian Agama. Ia menegaskan bahwa amanah sebagai Kampung Zakat merupakan tanggung jawab besar yang membutuhkan bimbingan serta pendampingan berkelanjutan.
“Kampung ini menjadi kampung pertama di Merauke yang mendapat amanah sebagai Kampung Zakat. Tentu ini tugas yang berat, tetapi kami yakin dengan bimbingan dan kerja sama, potensi pertanian terutama padi yang kami miliki dapat menjadi sumber zakat yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
Potensi zakat dari sektor pertanian padi dinilai sangat besar. Selama ini zakat hasil panen sudah berjalan, meski kontribusi dari sektor lain belum sebesar pertanian. Kepala Kampung berharap melalui program Kampung Zakat, masyarakat semakin memahami tujuan zakat serta pemanfaatannya untuk meningkatkan kesejahteraan.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Merauke, Herman Wona, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Papua, yang baru tiba di Merauke pagi harinya dan langsung menuju Muramsari. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, serta majelis taklim yang turut hadir.
Dalam arahannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas agama untuk menjaga harmoni.
“Kita bangga karena di daerah ini azan masih terdengar, lonceng gereja tetap berbunyi, dan masyarakat dapat hidup berdampingan dengan damai. Semua ini adalah berkah yang perlu kita rawat bersama,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa zakat dan wakaf bukan sekadar ibadah, melainkan instrumen nyata dalam mendukung program negara, terutama untuk pengentasan kemiskinan ekstrem dan penanganan masalah gizi seperti stunting.
Pembimbing Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Papua, Rita Wahyuningsih, dalam paparannya menjelaskan bahwa Papua Selatan masuk dalam prioritas 14 Kampung Zakat nasional.
“Ada tiga fokus utama program zakat dan wakaf, yakni pemberdayaan ekonomi umat, layanan keagamaan berdampak, dan ekoteologi. Melalui Kampung Muramsari, kita berharap dalam tiga tahun ke depan terjadi perubahan signifikan menuju masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera,” jelasnya.
Ia juga menyinggung pentingnya pengelolaan wakaf produktif, digitalisasi layanan LAZ (Lembaga Amil Zakat), serta transparansi pengelolaan melalui aplikasi satuwakaf.id.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Papua, Klemens Taran, menegaskan bahwa meski secara administratif Papua kini terbagi menjadi beberapa provinsi, pelayanan Kementerian Agama masih berjalan terintegrasi. Ia juga menekankan bahwa program Kampung Zakat adalah program nasional dengan dasar hukum yang kuat.
“Fokusnya ada lima: ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial-keagamaan, dan pemberdayaan. Muramsari patut bersyukur karena terpilih sebagai salah satu lokasi prioritas. Potensinya luar biasa—pertanian padi dan kelapa, peternakan sapi dan kambing, serta UMKM yang perlu didorong hingga bersertifikat halal agar bisa menembus pasar lebih luas,” kata Kakanwil.
Ia berharap Muramsari dapat menjadi kampung percontohan bahkan tujuan studi banding di masa depan.
Dalam sesi diskusi, peserta menyampaikan sejumlah aspirasi. Salah satunya Widodo, yang pernah menjabat sebagai Ketua UPZ Kampung Muramsari, menyebut bahwa potensi zakat di Muramsari dapat mencapai Rp500 juta per tahun, namun baru sekitar 30% yang berhasil dihimpun. Ia berharap ada dukungan pemerintah dalam mengoptimalkan pengumpulan zakat, serta kerja sama lebih erat dengan Baznas untuk sosialisasi dan pendampingan.
0 Komentar