Sekolah Kampung Dorong Anak-Anak Mempertahankan Bahasa dan Budaya Lokal

 


Jayapura, Papua Terbit - Program Sekolah Kampung yang berlangsung dari tanggal 21 Juni hingga 27 September 2025, ini telah di turut oleh Plt. Sekda Kota Jayapura, Evert N. Merauje, dan kegiatan ini telah menyelesaikan 24 pertemuan, menandai sebuah langkah signifikan dalam upaya pelestarian bahasa dan budaya Lokal.

Kegiatan tersebut diikuti oleh anak-anak dari kampung kayu batu dan kampung kayo pulau, dengan antusiasme yang luar biasa, mereka menunjukkan partisipasi aktif dan semangat tinggi sepanjang pelaksanaan dari pembukaan hingga penutupan acara.

Dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta sekaligus sebagai bentuk laporan publik, diadakan perlombaan yang melibatkan 15 anak terpilih. 

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Jayapura, Grace Linda Yoku, S.Pd., M.Pd. menjelaskan, ajang ini tidak hanya menjadi sarana pengukuran prestasi, tetapi juga sebagai wahana untuk menampilkan hasil belajar mereka kepada komunitas dan pihak terkait. Hal ini menjadi bagian penting dari proses pembelajaran, yang menguatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab peserta dalam melestarikan bahasa daerah Mereka.


"Salah satu tujuan utama dari program Sekolah Kampung adalah menjadikan anak-anak sebagai pewaris bahasa ibu yang tidak hanya memiliki kemampuan berbicara, tetapi juga memahami nilai-nilai budaya yang terkandung di Dalamnya. Dengan demikian, mereka tidak hanya belajar untuk diri sendiri atau teman sebaya, tetapi juga mampu meneruskan kepada orang tua dan generasi yang lebih tua, yang saat ini menghadapi tantangan dalam mempertahankan keberlangsungan bahasa daerah di tengah tekanan globalisasi dan Modernisasi,"ungkap Linda. 

Ia menyampaikan, mengantisipasi perkembangan di masa depan, tahun 2025 program ini akan diperluas dengan memperkenalkan pembelajaran bahasa di tiga kampung tambahan

Langkah ini dilakukan untuk memperkuat jaringan pelestarian bahasa daerah dan menjangkau lebih banyak generasi muda yang masih memiliki kesempatan mempelajari bahasa ibu secara Menyeluruh.

"Meski kegiatan utama Sekolah Kampung tahun ini belum dimulai, proses persiapan telah dilakukan dengan memfokuskan pada bimbingan teknis (bintech) untuk pengajar dan pengembangan materi ajar yang sesuai dengan konteks lokal masing-masing kampung. Materi lokal yang diangkat mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, sehingga pembelajaran tidak hanya bersifat linguistik tetapi juga Kultural," ucapnya. 

Anak-anak yang berusia antara 8 hingga 18 tahun menjadi sasaran utama program ini karena pada rentang usia tersebut memori dan pembelajaran bahasa sangat kuat dan membekas dalam diri mereka. 

"Memori pengalaman berbaur dengan teman sebaya saat belajar bahasa ibu akan menjadi sumber motivasi yang kuat ketika mereka beranjak dewasa. Kenangan tersebut diharapkan dapat membangun rasa bangga dan kecintaan terhadap bahasa dan budaya asli mereka, sekaligus memupuk sikap positif terhadap teman dan lingkungan Sosial," katanya. 

Program Sekolah Kampung merupakan inisiatif strategis yang krusial untuk menjaga keberlanjutan bahasa daerah yang kerap terancam punah. 

"Dengan menguatkan identitas budaya melalui bahasa ibu, anak-anak tidak hanya mendapatkan bekal komunikasi, tetapi juga warisan kultural yang sangat berharga, sehingga keberadaan bahasa daerah dapat terus hidup dan berkembang di tengah perubahan Zaman," pungkas Linda.(Alex)

Posting Komentar

0 Komentar