BI Papua Sinergi Bersama TPID Jaga Pangan dan Kendalikan Inflasi Akhir 2025

 

Jayapura, Papua Terbit,- Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan Pusat (TPID & TPIP) terus memperkuat komitmen menjaga stabilitas harga melalui sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang sejak 2022 menjadi wadah kolaborasi lintas mitra kerja di pusat dan daerah.

Inflasi Kota Jayapura sebagai kota IHK Provinsi Papua pada bulan Oktober 2025 tergolong rendah, sebesar 0,53% (yoy), berada di bawah rentang sasaran nasional 2,5±1% (yoy).

Pencapaian ini patut disyukuri, mengingat pada September 2022 inflasi Papua sempat menyentuh 8,62% (yoy), namun sejak 2023 berhasil dikendalikan secara konsisten pada sasaran yang ditetapkan.

Capaian tersebut merupakan buah manis dari sinergi berbagai pihak yang tergabung dalam TPID, mitra kerja, serta kelompok masyarakat Provinsi Papua yang bersama-sama mendukung tercapainya kestabilan harga.

Hingga bulan Oktober 2025, Bank Indonesia telah bersinergi bersama TPID Provinsi Papua dan Daerah Otonomi Baru melaksanakan 402 kali GPM di mana 273 GPM diadakan di Provinsi Papua – yang turut melibatkan rumah ibadah dalam pelaksanaannya, 4 kali fasilitas distribusi pangan di mana hari ini kita akan melakukan seremoni salah satunya, 14 kali pelatihan Good Agricultural Practices (GAP) – salah satunya terkait budidaya bawang putih oleh petani Wamena, 6 kali High Level Meeting dan Capacity Building TPID yang baru saja kami laksanakan di Wamena serta minggu depan akan dilaksanakan di Semarang, serta penyaluran sapras pertanian berupa alat peningkatan produksi seperti cultivator dan mobile RMU, alat angkut seperti VIAR roda 3, pompanisasi serta alat digital farming seperti sensor zat hara tanah kepada 8 kelompok tani/nelayan.

Memasuki periode akhir tahun 2025 kita dihadapkan pada kemeriahan HBKN Natal dan Tahun Baru. Komoditas yang kerap mengalami inflasi pada periode ini antara lain angkutan udara, bawang merah, tomat, beras dan daging ayam ras; sehingga stok komoditas tersebut perlu kita cermati bersama.

Berdasarkan hasil diskusi kami bersama retailer dan distributor di Kota Jayapura, disampaikan bahwa stok bahan pangan strategis tetap aman selama HBKN.

Di sisi produsen, kami memetakan potensi panen kelompok tani binaan kami di Kota Jayapura dan Kab. Keerom, untuk cabai merah mencapai 4 ton, bawang merah sebanyak 55 ton, dan padi sebanyak 18 ton. Terdapat juga potensi panen cabai dari poktan binaan di Papua Selatan sebesar 12 ton dan 13 ton di Papua Tengah. Potensi panen diharapkan dapat mendukung kecukupan stok selama Nataru.

Sebagai bagian dari upaya komunikasi efektif untuk mengendalikan inflasi kami melibatkan gen-z dalam lomba konten edukasi inflasi menggunakan bahasa daerah serta lomba karya tulis ilmiah; selain itu kami juga melaksanakan capacity building bersama rekan media massa.

Kegiatan hari ini juga akan dimeriahkan dengan talkshow Bincang Ketahanan Pangan: Petani Garda Membangun Negeri yang sangat relevan dalam menginspirasi serta menumbuhkan minat petani milenial.

BI Papua pun mengapresiasi 13 kelompok tani dan kelompok nelayan, 4 distributor sembako serta 15 UMKM makanan minuman yang turut ambil bagian dalam acara hari ini. Selanjutnya, saat melakukan pembayaran pada Gerakan Pangan Murah dan berbelanja produk UMKM, kami mengajak Bapak/Ibu untuk membayar menggunakan QRIS TAP sebagai fitur terbaru dari QRIS.

Selanjutnya, mengundang para tokoh agama melalui FKUB untuk mengajak masyarakat senantiasa menjaga keamanan dan berbelanja secara bijak dalam menyambut HBKN Natal dan Tahun.

Ke depan, ketahanan pangan dan peningkatan produktivitas ekonomi perlu didorong melalui penguatan tiga faktor utama produksi, yaitu tenaga kerja, teknologi, dan investasi, dengan tetap memperhatikan pendayagunaan lahan yang berkelanjutan.

Provinsi Papua memiliki 22.730 petani muda dan milenial sebagai potensi besar sektor pertanian, namun 95% di antaranya belum memanfaatkan teknologi. Karena itu, penerapan smart farming dan praktik Good Agricultural Practices (GAP) perlu terus didorong untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian Papua.

Di tengah ketidakpastian global saat ini, salah satu pelajaran berharga yang dapat kita petik yaitu ketahanan pangan yang merupakan salah satu indikator negara yang kuat.

Melalui ketahanan pangan, Papua mampu menyukseskan program strategis pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) serta mengentaskan masyarakatnya dari masalah stunting.

Sesuai dengan tema yang kita usung hari ini “Jaga Pangan, Jaga Papua”, mari perkuat sinergi yang sudah terjalin antara Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi, Bulog, pelaku usaha dan seluruh elemen masyarakat untuk mencapai ketahanan pangan dan bersama menjaga Papua.(Epen)









Posting Komentar

0 Komentar