Jayapura Papua Terbit, – Universitas Muhammadiyah Papua (UM Papua) kembali menorehkan prestasi yang membanggakan di bidang pengembangan riset nasional. Sebanyak tujuh dosen berhasil meraih hibah penelitian nasional tahun anggaran 2025, terdiri atas dua dosen pada skema Penelitian Fundamental Reguler (PFR) dan lima dosen dalam skema Penelitian Dosen Pemula (PDP). Prestasi ini memperkuat komitmen UM Papua dalam melaksanakan Catur Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengajaran, penelitian, pengabdian, serta Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
Wakil Rektor I UM Papua, Dr. Indah Sulistiani, M.I.Kom., menyampaikan bahwa UM Papua kembali menerima penghargaan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI Wilayah XIV) Papua di Tahun 2025 atas keberhasilan pelaksanaan penelitian pada tahun anggaran 2024. Sebelumnya, UM Papua juga meraih penghargaan serupa untuk pelaksanaan tahun 2023 dengan jumlah penerima hibah sebanyak 18 dosen.
Dari total 18 dosen yang mengajukan proposal, tujuh di antaranya berhasil lolos seleksi dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Sains dan Teknologi (Kemendiksainstek) RI. Adapun nama-nama dosen yang berhasil memperoleh hibah tahun ini adalah:
Skema Penelitian Fundamental Reguler (PFR) yaitu :
1. Dr. Indah Sulistiani, M.I.Kom.
2. Dr. Syarifuddin, M.I.Kom.
Skema Penelitian Dosen Pemula (PDP) diketuai oleh:
1. Aisyah, M.Pd.
2. Ahmad Djafar, M.Si.
3. Sittin Masawoy, M.I.Kom.
4. Achmad Akbar S., M.I.Kom.
5. Pusmiati, S.Pd., M.Pd.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UM Papua, Dani Arisandi, menegaskan bahwa LP2M memiliki peran sentral dalam mendampingi para dosen selama proses pengajuan hibah.
“LP2M berperan sebagai lembaga yang menaungi seluruh program penelitian dan pengabdian dosen. Dukungan kami dimulai dari proses administrasi awal, termasuk penginputan data ke sistem, verifikasi awal, hingga pengecekan kesesuaian tema _road map_, dan rencana induk penelitian,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa lima dari tujuh dosen penerima hibah tahun ini merupakan dosen yang baru mendapatkan hibah, ini menunjukkan efektivitas pembinaan dan bimbingan teknis yang dilakukan LP2M.
Selain melalui pendampingan internal, LP2M juga memberikan akses kepada para dosen untuk mengikuti panduan dari kementerian, baik melalui buku panduan maupun media daring seperti Zoom dan YouTube Live. Program ini, menurut Dani, telah aktif difasilitasi secara intensif sejak tahun 2022.
Dr. Indah menjelaskan bahwa proses seleksi hibah dilakukan secara independen oleh tim dari DRTPM.
“Dosen mengikuti dua tahap seleksi: administrasi dan substansi proposal, dengan tantangan utama menyesuaikan isi riset dengan kebutuhan nasional dan ketentuan teknis dari kementerian,” jelasnya.
Tahun ini, proses pengajuan dimulai sejak April–Mei, dan pengumuman resmi hasil seleksi diumumkan pada akhir Mei 2025.
Beragam tema riset diangkat tahun ini oleh para dosen, menyesuaikan dengan bidang keilmuan masing-masing. Beberapa fokus utamanya meliputi komunikasi, bahasa, lingkungan, dan ekonomi pariwisata. Untuk wilayah pelaksanaan, penelitian banyak difokuskan di Kota Jayapura dan kawasan perbatasan, terutama bagi dosen pemula. Beberapa riset dengan pendekatan fundamental bahkan mencakup wilayah seperti Merauke.
Salah satu tema menarik datang dari Dr. Indah sendiri, yakni: “Komunikasi Pembangunan dalam Pemberdayaan Petani untuk Ketahanan Pangan di Papua”.
Ia berharap hasil riset tidak hanya bermanfaat untuk institusi, tetapi juga bagi masyarakat luas.
“Kami juga berharap ada kerja sama dengan pihak eksternal yang memanfaatkan hasil riset dosen, sehingga terjalin sinergi antara kinerja perguruan tinggi dan dan implementasi dalam pengembangan masyarakat,” katanya.
Hibah ini diharapkan tidak hanya menghasilkan publikasi ilmiah, tetapi juga mendukung kegiatan pembelajaran dan pengabdian. _Output_ dari riset akan diintegrasikan ke dalam RPS (Rencana Pembelajaran Semester) dan mahasiswa dilibatkan langsung dalam implementasi riset serta kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
“Mahasiswa diwajibkan untuk terlibat. Ini agar mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga berperan dalam praktik dan penerapan ilmu,” jelas Indah.
Pihak universitas, kata Indah, senantiasa mendorong para dosen agar aktif mengajukan hibah eksternal.
“Kami berharap ke depan ada pembinaan khusus untuk penyusunan proposal, agar potensi kelolosan semakin meningkat. Hibah ini bukan hanya soal pendanaan, tetapi mendorong kita untuk terus produktif, berdampak, dan berkembang dalam kinerja akademik,” tambahnya.
Ketua LP2M juga menegaskan pentingnya komitmen dari dosen dalam menjalankan program hibah secara konsisten.
“Dosen yang lolos wajib bertanggung jawab atas luaran publikasi, laporan kemajuan, hingga laporan akhir,” tegas Dani.
Ia juga mendorong dosen-dosen lain untuk lebih aktif mengusulkan hibah di periode mendatang.
Di akhir pernyataannya, Indah menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini.
“Untuk pendanaan tahun 2025 ini merupakan kali keempat saya lolos hibah dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI. Saya bersyukur karena ini sangat membantu dalam menghasilkan karya-karya akademik yang berkualitas,” tutupnya.(Epen)
0 Komentar