Tokoh adat dan kepala suku di Jayapura tegas, warga Jayapura tidak terlibat demo penolakan putusan MK

 Jayapura,Papua Terbit, - Para tokoh adat dan kepala suku di Jayapura mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat, supaya tidak terpengaruh dengan isu-isu provokatif yang tersebar pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan memenangkan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur Papua nomor urut 01 Mathius D Fakhiri dan Aryoko Rumaropen (Mari-Yo) sebagai Gubernur Papua terpilih.

Imbauan para tokoh penting itu disampaikan merespon adanya isu aksi demo yang akan dilakukan para oknum untuk menolak putusan MK pada Rabu tanggal 17 September 2025 kemarin.

Para tokoh adat dan kepala suku tersebut yakni, Marthen Bunai sebagai Kepala Suku Meepago di Jayapura, Bani Tabuni sebagai Kepala Suku Lapago Kota Jayapura, dan Agus Rawa Kogoya sebagai Pemimpin wilayah adat Lapago Provinsi Papua serta Max Abner Ohee sebagai Tokoh Adat Suku Tabi Papua.

Dalam pertemuan singkat yang dilaksanakan di kediaman Max Abner Ohee Tokoh Adat Suku Tabi Papua, para tokoh penting tersebut menyamakan persepsi dan memutuskan mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat dari masing-masing suku agar tidak terprovokasi hingga ikut terlibat dalam aksi demo penolakan putusan MK yang akan dilaksanakan besok tanggal 22 september 2025 di Kota Jayapura.

Tokoh adat Tabi, Max Abner Ohee mengatakan sebagai Tokoh adat Tabi Provinsi Papua, Ohee menegaskan kepada seluruh masyarakat dari tujuh wilaya adat yang ada di Kabupaten dan Kota Jayapura agar tidak menggubris dan merespon isu-isu penolakan keputusan MK hingga terlibat dalam aksi demo.

“Mari kita bersama-sama mendukung keputusan mahkamah konstitusi yang telah menetapkan Mathius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua induk. Keputusan ini adalah anugerah Tuhan untuk kita semua,” kata Max Abner Ohee kepada wartawan saat diwawancarai, kamis (18/9/2025).

Max Abner Ohee juga menegaskan kepada generasi muda di Provinsi Papua agar tidak terprovokasi isu yang sedang digiring oleh kelompok-kelompok tertentu untuk berdemo menolak keputusan MK pada besok 19 september atau hari-hari ke depan. “Karena keputusan MK sifatnya final dan tidak mungkin ada perubahan berupa pembatalan keputusan merespon aksi demo yang saudara-saudara lakukan,” tegasnya.

Ohee menambahkan, bahwa jika terlibat dalam aksi demo tersebut bakal merugikan diri sendiri, generasi muda, dan proses-proses pembangunan di Provinsi Papua menjadi terhambat. “Untuk itu sebagai tokoh besar menyampaikan untuk seluruh elemen masyarakat dan suku, baik suku nusantara dan Papua. Mari kita menjaga Papua sebagai rumah kita bersama dan mensyukuri semua yang terjadi yaitu keputusan MK sebab itu anugerah Tuhan,” imbuhnya.

Ohee juga menegaskan kepada kelompok tertentu yang mengatasnamakan gereja untuk menolak putusan MK agar tidak meneruskan isu yang sedang digiring di tengah masyarakat Papua. “Kalian semua sudah bantu mengawasi dan semua sudah selesai. Tugas tokoh gereja kita saat ini kita berdoa untuk Papua tetap damai dan pejabat Gubernur terpilih kita bisa diberi hikmat dari Tuhan untuk memimpin Papua ke depan lebih baik,” tegasnya.

Senada dengan itu, Kepala Suku Meepago di Jayapura, Marthen Bunai, Kepala Suku Lapago Kota Jayapura, Bani Tabuni, dan  Pemimpin wilayah adat Lapago Provinsi Papua, Agus Rawa Kogoya. Ketiganya menyampaikan kepada seluruh elemen masyarakat agar mematuhi imbauan yang telah mereka sampaikan. Mereka menegaskan agar generasi muda khususnya dari Suku Adat Lapago dan Meepago di Jayapura agar tetap patuh menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di Provinsi Papua. (Redaksi)

Posting Komentar

0 Komentar